Wednesday, November 30, 2005

Udah Mau Tahun Baru, Terus....

Hohohohoho...

Nggak kerasa udah sebulan lagi thn 2005 abis. Bener-bener nggak berasa ya..??

Ayo, ayo, gimana resolusi lo di tahun 2005 ini?? Tercapai semua?? Atau banyak yg nggak kesampaian??

Oh, 2006. Bentar lg kita lulus nih...

Saturday, November 26, 2005

A History of Violence and Rent

So last Wednesday i went to cinema and watched A History of Violence by myself. In the studio there were only 5 of us!! 2 couples and me. It was so so quiet...

I thought this movie was really good since i had read many reviews and critics which told that A History of Violence was another masterpiece by David Cronenberg and it was a must-see feature. I had no doubt to spend a little-but-much money to watch this movie.

When it began, it was just okay. The opening sequence presented a long one-shot scene. It kept going and going until we were in the middle of the movie, the conflict part, and i was stunned. I mean i was really got stucked in my seat. It was really intense, thrilling. And was closed with a beautiful conclusion and great shot.

But, i have to admit this, at some point of the movie i got a little sleepy and i closed my eyes for a while. Some parts of this movie were boring enough. But still very intense and surprising. Actually this movie was based on a book, and i believe that the book must be much much better than the movie. David Cronenberg obviously is an arty director. He has his own vision and his movies are somehow unique in some ways. No wonder A History of Violence was screened at this year's Cannes Film Festival and was nominated too.

Overall: 7 / 10

------------------------------------------------------------------------------------------------

I am hunger to watch the new-another-based-on-broadway-musical-play movie, RENT. It had been released widely on November 23rd in USA. But it will reach our beloved nation on April 20th. Do i have to wait that long??

You should check that movie out. It was great, better than Chicago. Touching. The trailer was so inspiring. The soundtracks were lovely. And i love Rosario Dawson in that musical.

Sunday, November 06, 2005

Tolooong!!!

Pernah kan nonton acara TOLOOONG!!! di SCTV?? Itu lho, acara yang memberikan timbal-balik berupa uang setelah si penerima uang membantu orang lain (kru yg menyamar) dalam bentuk uang juga.

Dan barusan gw baru selese nonton tuh acara, entah kenapa ada yg bikin ngeganjel aja setelah nonton aksi kru yg meminta-minta duit (pura-pura) untuk nantinya memberikan hadiah untuk orang yg "rela" ngebantuin.

Kenapa gw tulis "rela"??

Gini, dari tujuan acaranya itu sendiri gw sih setuju-setuju aja. Tujuan dibikinnya acara itu baik dan nggak macem-macem. Niat si pembuat acara ini pd awalnya pengen bikin acara yg menjadikan uang sebagai objeknya dan manusia sebagai subjeknya. Uang yang dikorbankan di sini, bukan si orang. Tapi yang namanya manusia kan selalu aja ada keinginan2 tertentu dan nggak menutup kemungkinan bagi seseorang untuk menjadi riya atau pamrih. Pada akhirnya, lama-kelamaan, kita menjadi sangsi dan mempertanyakan apakah benar orang2 yg membantu itu 100% rela atau cuma sekadar "rela"??

Gw juga selalu mempertanyakan, kenapa acara kayak gini nggak dijadiin acara yg basisnya sosial aja, kayak JALINAN KASIH-nya RCTI. (namanya jalinan kasih, kan?? ya pokoknya yg dibawain dewi hughes itu lah!). Jadi kalo emang pengen membantu, ya pure ngebantuin. Coba kalo kayak sekarang ini, setelah bapak A ditolong oleh ibu B, ibu B dikasih uang sekian juta di depan umum, plus disorot kamera, dan dipuji-puji ama MC yg bilang kalo ibu itu udah ikhlas, baek, tulus, dan susah deh nemuin orang kayak dia di Jakarta sekarang2 ini.

Kalo gw adalah ibu B itu, gw pasti udah sombong duluan.

Ingat, kemungkinan itu selalu ada. Hati orang siapa yang tahu. Bisa aja dia jadi sombong, pelit, atau belakangan jadi pamrih kalo mau nolongin seseorang.

Ada lagi bagian dari acara TOLOOONG!!! itu yang bikin gw geram dan risih. Perhatiin deh, setiap kali ada orang yg dimintain tolong tp orang itu nggak mau, maka gambar yg muncul di TV adalah adegan slow motion, warna layar berubah jadi merah, musik mencekam, dan ada tulisan gede-gede berbunyi: MENOLAK!!!

Oh My Gosh!!!

Kayak edisi yg baru gw liat. Ceritanya ada bapak-bapak pengen mudik tp dompetnya ilang. Dia minta-minta ke orang-orang dengan alasan ingin menjual sarungnya seharga Rp25000. Dia sempet nawarin penjual warung, ibu-ibu petani (ibu2 yg pake topi kayak petani gitu), mas-mas yg lagi naek motor, mbak-mbak, dan semuanya nggak ada yg mau. Lalu muncullah efek tulisan MENOLAK!!! itu tadi setiap kali orang yg diminta bantuan menolak membantu.

Pertanyaan: apakah kita, jika sedang berjalan sendirian di tengah siang bolong, kepanasan, di tengah riuhnya kota Jakarta, trus ada bapak-bapak usia 40-an datang menghampiri dan bilang, "Dik, mau beli sarung nggak? Cuma 25000. Soalnya saya mau pulang kampung tp nggak ada duit," rela melakukan apa yg dia minta begitu aja??

Apa yg bakal kita lakukan??

Ingat bagaimana keadaan kota Jakarta sekarang. Dengan tingkat kriminalitas yang tinggi, individualistis yang tak kalah tinggi, serta kerasnya kehidupan di ibukota, nggak jarang bikin orang2 Jakarta jadi bersikap apatis. Dan memang harus diakui, paling tidak 70-80 persen orang Jakarta adalah apatis. Mereka (atau boleh disebut 'kita') menjadi sulit untuk percaya satu sama lain karena keadaan Jakarta yang menekan mereka.

Kalo dipikir-pikir, sebenernya orang Jakarta menjadi bersikap sperti itu nggak salah juga sih. Coba bayangin, tiap hari kita selalu disajikan berita2 kriminal yang makin sadis, dengan modus operandi yg makin 'kreatif', dan permasalahan yg sepele tetapi akhirnya berujung dengan suatu tindakan anarkis, di media cetak dan elektronik. Hitung aja dalam sehari ada berapa berita pembunuhan dan perampokan yg elo denger di TV, radio, koran, dan majalah. Banyak banget!!! Nah, itulah akhirnya yg menjadi sebab utama kenapa orang Jakarta CENDERUNG berubah sikap ke arah apatis dan individualistis. Karena mungkin sebenernya tujuan orang2 Jakarta seperti itu bukanlah karena mereka sombong atau nggak tahu diri, tp karena perasaan waswas dan ingin memproteksi diri yg berlebihan dan akhirnya muncul ke permukaan dalam wujud sebuah sikap/sifat yg dipandang buruk oleh masyarakat luas.

Coba kalo sekarang elo pulang kampung dan liat perbedaannya.

Dulu, waktu gw masih punya kampung, tiap lebaran gw rajin mudik. Di kampung entah knapa perasaan aman lebih terasa dibanding di kota. Gw mau jalan2 sendiri (padahal gw nggak hapal jalan sana), atau ngomong sama orang kampung yg baru ketemu sekali, atau mampir ke warung dan duduk2 ama warga sekitar, kita bisa ngerasa dekeeet banget walaupun baru pertama kali ketemu. Itulah kehebatan kampung.

Tapi, sekarang pun pembangunan dan globalisasi udah merebak sampe ke kampung2. Alhasil sifat2 buruk di kota terbawa-bawa hingga ke kampung2 tersebut...

Balik lagi, jadi ngerti kan apa maksud gw?? Yg mau gw bilang di sini adalah DON'T JUDGE A BOOK BY ITS COVER. Ketika kita nonton acara TOLOOONG!!! lain kali, kita jangan langsung mencap kalo orang2 yg menolak memberikan bantuan itu adalah orang2 pelit, sombong, medit, tengil, dlsb. Mungkin aja mereka cuma waswas, atau mereka lagi bener2 nggak ada duit, atau mereka ada keperluan lain yg harus dibeli dengan duit tersebut. Kemungkinan itu selalu ada.

Seharusnya format penyajian acara TOLOOONG!!! dan sejenisnya harus lebih diperhatikan dan diperhalus lagi. Nggak harus kan menampilkan wajah orang2 yg menolak itu dan mencap mereka dengan animasi segede-gede gaban serta musik mencekam yg seakan-akan bilang kalo "dia orang pelit...dia orang pelit..."??? Dan bukankah bakal lebih sopan dan bernilai jika orang yg pd akhirnya "rela" membantu diberitahu kalo mereka baru saja masuk acara TOLOOONG!!! dan dapet duit sekian juta BUKAN pada tempat umum??? Bisa kan orang itu diajak pergi dulu terus dikasih duit di tempat2 yg nggak kelihatan orang banyak...

Kita nggak mau kan acara yg sebenernya bertujuan baik ini pada akhirnya ternoda karena asumsi-asumsi miring yg muncul hanya karena kesalahan persepsi???

Thursday, November 03, 2005

oi oi oi ! ! ! ! !

MINAL AIDIN WAL FAIDZIN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

yup, udah lebaran aja. perasaan baru kemaren mulai puasa...

and we are indonesian people. indonesians stick with traditions sooo bad. so i had gone to my grandparents' house after prayed ied. don't know why but i felt a little bored to do such traditions like that.

emang, silaturahmi itu sangat dianjurkan dalam agama, apalagi dalam rangka lebaran gini..

tapi bagi gue yang penting hatinya. kalo kita dateng trus senyam-senyum sana-sini salam sana-sini, tapi ternyata dalemnya busuk, buat apa juga???

well, i guess what i really need right now is some time for myself, just me, in my room, locked, and doing something. doing something which means doing nothing.

perhaps doing some self-introspections.